Sabtu, 31 Oktober 2009

DISTILASI

DISTILASI

A. Tujuan

1. Memisahkan dan memurnikan zat cair
2. Menentukan titik didih zat cair

B. Kajian Teori

Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan. Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu.
Metode ini merupakan termasuk unit operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan menguap pada titik didihnya. Model ideal distilasi didasarkan pada Hukum Raoult dan Hukum Dalton.
Distilasi pertama kali ditemukan oleh kimiawan Yunani sekitar abad pertama masehi yang akhirnya perkembangannya dipicu terutama oleh tingginya permintaan akan spritus. Hypathia dari Alexandria dipercaya telah menemukan rangkaian alat untuk distilasi dan Zosimus dari Alexandria-lah yang telah berhasil menggambarkan secara akurat tentang proses distilasi pada sekitar abad ke-4 Bentuk modern distilasi pertama kali ditemukan oleh ahli-ahli kimia Islam pada masa kekhalifahan Abbasiah, terutama oleh Al-Razi pada pemisahan alkohol menjadi senyawa yang relatif murni melalui alat alembik, bahkan desain ini menjadi semacam inspirasi yang memungkinkan rancangan distilasi skala mikro, The Hickman Stillhead dapat terwujud. Tulisan oleh Jabir Ibnu Hayyan (721-815) yang lebih dikenal dengan Ibnu Jabir menyebutkan tentang uap anggur yang dapat terbakar, ia juga telah menemukan banyak peralatan dan proses kimia yang bahkan masih banyak dipakai sampai saat kini. Kemudian teknik penyulingan diuraikan dengan jelas oleh Al-Kindi (801-873).[1]
Salah satu penerapan terpenting dari metode distilasi adalah pemisahan minyak mentah menjadi bagian-bagian untuk penggunaan khusus seperti untuk transportasi, pembangkit listrik, pemanas, dll. Udara didistilasi menjadi komponen-komponen seperti oksigen untuk penggunaan medis dan helium untuk pengisi balon. Distilasi juga telah digunakan sejak lama untuk pemekatan alkohol dengan penerapan panas terhadap larutan hasil fermentasi untuk menghasilkan minuman suling.

C. Rancangan Percobaan

1. Gambar Rangkaian
 




2. Alat dan Bahan
Alat-Alat :
• Labu Distiasi  
• Pendingin
• Thermometer
• Labu Erlemeyer
• Gelas Kimia
• Batu Didih
• Pembakar dan Kasa
• Klem dan Statif
• Gelas Ukur
• Selang
• Pipet Tetes
Bahan :
• NaCl padat
• AgNO3 0,1 M
• Akuades
3. Langkah-Langkah Percobaan
• Menyiapkan alat-alat yang diperlukan
• Menyusun atau merangkai alat-alat percobaan distilasi
• Menyiapkan larutan yang terdiri dari 1 garam NaCl dan 100 mL akuades
• Mengisi labu distilasi dengan batu didih terlebih dahulu
• Mengisi labu distilasi dengan larutan NaCl
• Menjalankan air melalui kondensor
• Memanaskan labu distilasi hingga mendidih dan mengamati kenaikan temperature pada thermometer
• Jika temperature telah konstan, dan didapat distilat  10 mL, maka distilasi dihentikan
• Membandingkan kemurnian antara distilat dan larutan mula-mula ( sebelum destilasi ) dengan menggunakan larutan AgNO3 0,1 M dengan cara menyiapkan dua buah tabung reaksi, kemudian mengisi tabung 1 dengan 5 mL larutan sebelum destilasi dan tabung 2 dengan 5 mL distilat. Kemudian menambahkan AgNO3 0,1 M 1 tetes ke dalam masing-masing tabung reaksi
• Mengamati perbedaan yang terjadi pada ke dua tabung tersebut

D. Hasil Pengamatan

Suhu awal : 330 C
Suhu akhir/ Titik Didih : 970 C
No. Perlakuan Hasil
  Sebelum Sesudah
1 Larutan NaCl + AgNO3 Jernih, bening Keruh (+ + +)
2 Larutan Distilat + AgNO3 Jernih, bening Keruh ( + )
 
E. Analisis Data

Setelah ditetesi dengan AgNO3 warna destilat hamper menyerupai warna NaCl, dari larutan awal yang berwarna bening berubah menjadi keruh. Tetapi, warna distilat lebih jernih jika dibandingkan dengan warna larutan NaCl. Hal ini menunjukkan bahwa kadar garam distilat kurang dari kadar garam larutan NaCl.
NaCl + AgNO3  NaNO3 + AgCl
AgNO3 + H2O  AgNO3 (aq)

F. Diskusi
Pada percobaan yang telah kami lakukan, yaitu percobaan tentang distilasi atau penyulingan terhadap larutan NaCl yang dipanaskan dalam labu distilasi. Namun, pada saat itu hasil yang kami dapatkan dari penyulingan (distilasi) larutan NaCl terdapat kekeruhan setelah dicampurkan dengan larutan AgNO3.
Hal ini tidak sesuai dengan teori yang sebenarnya, hasil distilat dari larutan NaCl yang dipanaskan dalam labu distilasi seharusnya tidak berwarna (bening) setelah dicampurkan larutan AgNO3. Hal tersebut disebabkan oleh suhu larutan yang dipanaskan tidak merata dengan baik di permukaanlabu.

Penerapan dari proses percobaan ini harus sesuai dengan teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan menguap pada titik didihnya. Sehingga percobaan yang kami lakukan bisa mendapatkan hasil yang sesuai teori. Dalam pelaksanaannya suhu larutan NaCl yang seharusnya konstan (stabil) kurang dari 1000C sulit dilakukan karena pemanas/api yang digunakan tetap berada di tempat yang sama dari awal hingga akhir percobaan. Dari percobaan tersebut, setelah larutan NaCl mendidih (pada suhu kurang lebih 100 0C) komponen yang terlebih dahulu menguap adalah air, kemudian akibat suhu yang tidak merata , maka komponen yang ikut menguap adalah NaCl.

G. Simpulan

Berdasarkan hasil percobaan , maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Percobaan Distilasi yang telah dilakukan tidak dapat menghasilkan distilat berupa H2O. Dari proses distilasi diperoleh larutan NaCl dengan kadar yang rendah.
2. Titik didih larutan NaCl adalah 980 C

H. Jawaban Pertanyaan

Apa sebabnya aliran di dalam pendingin dibuat berlawanan arah dengan distalat?
Hal ini dimaksudkan agar suhu larutan menjadi tinggi dan tekanannya jug tinggi , sehingga uap yang dihasilkan banyak. Uap tersebut akan didinginkan dan berubah menjadi distilat. Jika uap yang dihasilkan banyak, maka jumlah distilat yang dihasilkanpun banyak.

I. Daftar Pustaka

http//: www.chemist.com
http//: www.kimiaku.com
http//: www.wikipedia.com



1 komentar: